--> Skip to main content

Bagaimana Menyambut Bulan Suci Ramadhan?



AKAN DATANG TAMU TERCINTA
Saudaraku muslim dan muslimah:
Jika ada seorang tamu yang anda cintai dan rindukan memberitahu bahwa ia akan datang dan akan tinggal bersama anda selama beberapa hari, bagaimanakah perasaaan anda dan apa yang akan anda lakukan?

icon ramadhanTidak diragukan lagi, anda akan senang dan berbahagia, kemudian anda akan bersiap-siap menyambut kunjungan itu dan sedapat mungkin anda akan merapikan diri, membersihkan rumah dan menyiapkan acara-acara yang menarik dalam rangka kunjungan itu. Bukankah demikian? Jawabannya adalah, "Tentu !"

Wahai saudaraku, bagaimana jika tamu itu bukan saja anda cintai, akan tetapi juga dicintai oleh Allah, RasulNya dan seluruh kaum muslimin? Bagaimana jika tamu ini selama tinggal bersama kita, apalagi antara siang dan malamnya, membawa kebaikan dan keberkahan?

Tamu yang dimaksud itu tidak lain adalah Ramadhan, bulan yang multa, bulan Al Quran, bulan shiyam, bulan bertahajjud dan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, ampunan dan terbebasnya hamba dari api neraka, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan di mana setan dibelenggu, pintu Neraka ditutup dan pintu Surga dibuka. Semoga Allah melimpahkan karuniaNya kepada kita.

Bulan di mana amal kebaikan dilipatgandakan dan penuh berkah dalam ketaatan, bulan pahala dan keutamaan yang agung. Maka seyogyanya setiap yang mengetahui sifat-sifat tamu ini untuk menyambutnya sebaik mungkin, mempersiapkan berbagai amal kebajikan agar memperoleh keberuntungan yang besar dan tidak berpisah dengan bulan itu kecuali ia telah mensucikan ruh dan jiwanya.

"Sungguh beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu" (Asy Syams : 9)

Kaum Salaf (pendahulu) umat ini telah memahami betapa tinggi nilai tamu tersebut. Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa mereka berdo'a memohon kepada Allah agar mereka dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila mereka mengakhirinya mereka pun, karena perpisahan itu menangis dan berdo'a kepada Allah agar amal mereka pada bulan-bulan yang lain diterima, demikian seperti dinukil Ibnu Rajab, Rahimahullah.

BAGAIMANA IMAT ISLAM PADA UMUMNYA MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
Allah Ta'ala berfirman:

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." (Al-Arfam: 116)

"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya." (Yusuf: 103)

Saudaraku yang mulia,
Kalau anda perhatikan kondisi dunia Islam, maka dengan sangat disesalkan bahwa anda akan mendapatkan kejanggalan nyata dan perbedaan jauh antara kenyataan dan syari'at Islam.

Kita temukan keanekaragaman di kalangan umat Islam dalam menyambut Ramadhan, yang semua itu rata-rata menyimpang dari apa yang disyarfatkan oleh Allah. Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan pesta, pawai-pawai, lagu-lagu atau nyanyian bermusik. Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan mempersiapkan acara begadang disertai pemutaran film-film atau drama yang di dalamnya terdapat tabarruj (pamer aurat) dan perbuatan-perbuatan maksiat. Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan pertemuan-pertemuan bersama para musisi dan artis kemudian menayangkan apa yang mereka lakukan dalam menyambut bulan kebaikan dan berkah ini. Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan mempersiapkan berbagai acara lomba Ramadhan atau acara-acara lainnya yang mengesampingkan amal-amal ketaatan.

Padahal demi Allah, seharusnya tidaklah demikian, tidaklah menyambut Ramadhan itu dengan perbuatan maksiat, haram dan mendurhakai Penguasa semesta alam; benarlah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang artinya: "Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga." (Hadits riwayat Ahmad dan terdapat dalam Shahih Al Jami" no. 3490).

Bahkan ada juga di antara mereka yang menyambutnya dengan pergi ke pasar dan berdesak-desakan di dalamnya, mereka membeli berbagai jenis makanan dan minuman, seolah-olah Ramadhan itu bulan makanan dan minuman, bulan tidur di siang hari dan begadang dengan berbagai bentuk maksiat pada malam hari. Padahal seharusnya Ramadhan disambut dengan tobat, beramal saleh dan bersyukur kepada Allah dengan hati, lisan dan amal perbuatan.

Kepada mereka kami ingatkan dengan mengutip sabda Rasulullah Shalallahu "Alaihi wa Sallam yang artinya: 

"Sejahat-jahat umatku adalah orang yang melahap segala kenikmatan dan memakan berbagai makanan" (Hadits ini dihasankan oleh Al Albany di dalam Shahih Al Jami" no. 3599).

Demikianlah kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah banyak sekali corak, ragam, cara, bentuk dan bid'ah yang dilakukan oleh umat Islam dalam menyambut bulan Ramadhan, yang semuanya menyimpang dari petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kami juga mengingatkan mereka dengan firman Allah Ta"ala:

"Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya petunjuk Allahlah sebenar-benar petunjuk." (Al-Baqarah : 120)

Dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang artinya: 

"Dan setiap halyang bam (dalam agama) itu bid"ah, dan setiap bid"ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu tempatnya dalam neraka" (Hadits shahih)

BAGAIMANA KITA MENYAMBUT BULAN INI?
Untuk hal ini, kami ringkaskan sebagai berikut: 
1. Dengan berdo'a, semoga Allah memperpanjang umur kita sampai pada bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum Salaf, begitu pula memohon kepada Allah untuk diberi pertolongan dan kekuatan dalam menunaikan shaum, qiyamullail dan beramal shaleh di dalamnya. Allah Ta "ala berfirman :

"Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan." (Al-Fatihah : 5) 

2. Kebersihan dan kesucian maksudnya adalah kebersihan ma"nawi yaitu tobat yang tulus dan sebenar-benarnya dari segala dosa dan maksiat. Hal yang demikian itu wajib dilakukan setiap saat. Lalu kami ingatkan kepada para pclaku maksiat: 

"Pantaskah anda menyambut hadiah dari Allah sedangkan anda berada dalam keadaan tidak diridhaiNya? Bagaimana anda menunaikan shaum sedangkan anda berbuka dengan sesuatu yang haram?

Wahai orang yang meninggalkan shalat, bagaimana mungkin ibadah puasa anda diterima, sedangkan anda meninggalkan rukun Islam yang kedua, padahal orang yang meninggalkannya dihukumi kafir secara mutlak?

Wahai pemakan riba, uarig sogok dan barang haram, bagaimana anda melakukan shaum dari hal yang diperbolehkan sedangkan anda berbuka dengan sesuatu yang haram?

Wahai pendurhaka kedua orang tua, bagaimana anda dapat berpuasa dengan tenang sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melaknatmu dan malaikat Jibril pun mengamininya?

Wahai orang-orang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan perbuatan haram dengan mendengarkan musik, merokokdan bergaul dengan orang-orang fasikdan lain-lainnya.

Wahai saudaraku yang saya cintai, bagaimana anda menginginkan shaum yang diterima dan bermanfaat sedangkan anda berada dalam keadaan seperti ini?

Belumkah anda mendengar sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang artinya:

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum." (HR. Al Bukhari) 

Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga." (Shahih Al Jami)

Maka bertobatlah dengan tobat yang tulus dan sebenar-benar tobat. Pintu tobat Alhamdulillah masih terbuka, dan tobat itu bukanlah sekedar meninggalkan perbuatan dosa, akan tetapi dengan mengembalikan hati dan hawa nafsu anda kepada Dzat Yang Maha Mengetahui alam ghaib:

"Maka kembalilah kepada Allah." (adz-Dzariat: 50) 

3. Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shaleh pada bulan Sya'ban. Sebab pada bulan Syavban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimanasabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid. 

"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali hanya beberapa hari saja beliau tidak melafaikannya." (HR. Al-Bukhary dan Muslim) ; 

4. Di antara masalah penting lainnya adalah btrtafaqquh (berupaya memahami hukum-hukum shaum dan mengenal petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) sebelum memasuki shaum; mempelajari syarat-syarat shaum, syarat sahnya, apa saja yang membatalkannya, hukum shaum pada hari yang diragukan, apa yang boleh, wajib atau haram dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan shaum, apa etika dan sunah-sunahnya, hukum-hukum qiyamullail, berapa bilangan raka~atnya, hukum-hukum shaum bagi mereka yang berhalangan, baik karena safar (bepergian), sakit, hukum zakat fitrah dan lain sebagainya. Begitu pula mengenal petunjuk Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam bulan Ramadhan yang bertalian dengan diri beliau, shaumnya, qiyamullailnya ; kemurahan hatinya, pemeliharaan dirinya serta keteladanan beliau dalam btvtadarrus Al Qur'an, juga yang berkaitan dengan kaluarga dan umatnya. Sebab semua harus didahului dengan ilmu dan pemahaman sebelum mengamalkan. Firman Allah Ta'ala :

"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu." (Muhammad : 19)

Dalam ayat di atas Allah mendahulukan ilmu sebelum perkataan dan perbuatan. Lalu Rasulullah Shallallahu ''Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :

"Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, Maka Dia memberinya kefahaman dalam agama." (Mutaffaq 'Alaihi) 

5. Mempersiapkan acara-acara menyambut "tamu agung". Hendaknya anda mempersiapkan diri, keluargadan handai taulan anda dalam rangka memanfaatkan waktu yang terdapat selama kunjungan tamu tersebut dengan sebaik-baiknya. Diantaranya dengan membaca Al Qur'an, mempelajarinya kemudian menghapalnya, qiyamullail, memberi ifihar kepada orang-orang yang berpuasa, melakukan umrah, i'tikaf dan berlomba dalam kebaikan dengan semangat fastabiqul khairat, shadaqah, dzikir, pensucian jiwa dan lain sebagainya.

Saudaraku seiman yang saya cintai,
Demikianlah ringkasan bagaimana kita menyambut bulan suci Ramadhan yang dapat saya kemukakan. Kita berdcTasemoga Allah berkenan memberi taufiq dan hidayahNya kepada kita agar dapat beramal shaleh pada bulan Ramadhan.

Kebenaran yang ada dalam risalah ini, semata-mata datangnya dari Allah. Sedangkan kesalahan, kekurangan atau penyimpangan dalam bentuk apa saja, semuanya itu datang dari diriku, kekuranganku dan dari setan. Allah dan RasulNya terlepas dari itu semua, semoga Allah merahmati mereka yang berkenan menunjukkan kesalahan dan kekurangan diriku.

"Ya Allah, pertemukan kami dengan bulan Ramadhan dan berilah kami pertolongan untukdapat menunaikan shiyam, qiyam dan amal shaleh di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Teguhkanlah kami pada ketaatan sampai kami menemuiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan ( segala do'a." Amin ...
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar