--> Skip to main content

Hukum Menjadi Pengemis dalam Islam



Mengemis adalah hal yang dilakukan oleh seseorang yang membutuhkan uang, makanan, tempat tinggal atau hal lainnya dari orang yang mereka temui dengan meminta. Umumnya di kota besar sering terlihat pengemis meminta uang, makanan atau benda lainnya.

Sahl bin Hanzhaliyah  meriwayatkan, bersabda Rasulullah ”



" من سأل وعنده ما يغنيه فإنما يستكثر من جمر جهنم، قالوا : وما الغنى الذي لا تنبغي معه المسألة ؟ قال : قدر ما يغديه ويعشيه "


Barangsiapa meminta-minta sedang ia dalam keadaan berkecukupan, sungguh orang itu telah memperbanyak ( untuk dirinya ) bara api jahannam” mereka bertanya : “ apakah( batasan) cukup sehingga ( seseorang ) tidak boleh meminta-minta ? beliau menjawab : “yaitu sebatas ( cukup untuk ) makan pada siang dan malam hari” ( HR Abu Dawud:2/281, shahihul Jami’ :6280)


Ibnu Mas’ud  meriwayatkan, bersabda Rasulullah :


" من سأل وله ما يغنيه جاءت يوم القيامة خدوشا أو كدوشا في وجهه"


barangsiapa meminta-minta sedang ia dalam kecukupan, maka pada hari kiamat ia akan datang dengan wajah penuh bekas cakaran dan garukan”(1)


Dantara pengemis ada yang berderet di depan pintu masjid, mereka menghentikan dzikir para hamba Allah yang menuju atau pulang dari masjid dengan ratapan yang dibuat sesedih mungkin. Sebagian lain memakai modus agak berbeda, membawa dokumen dan berbagai surat palsu disertai blangko isian sumbangan. Ketika ia menghadapi mangsanya, ia mengada-ngada cerita sehingga berhasil mengelabuhi dan memperoleh uang.


Bagi keluarga tertentu, mengemis bahkan telah menjadi satu profesi. Mereka membagi-bagi tugas di antara keluarganya pada beberapa masjid yang ditunjuk. Pada saatnya, mereka berkumpul untuk menghitung penghasilan. Dan demikianlah, setiap masjid mereka jalajah. Padahal tak jarang mereka itu dalam kondisi cukup mampu dan sungguh Allah Maha Mengetahui kondisi mereka, dan bila mereka mati barulah terlihat warisannya.

Padahal sebetulnya masih banyak orang yang lebih membutuhkan, tetapi orang yang tidak tuhu mengira mereka orang-orang mampu. Sebab mereka menahan diri dari meminta-minta, meskipun godaan kebutuhan sangat menjerat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar